[Ulasan] The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes (Kisah Tentang Kehilangan)

Semalam, saya pergi ke bioskop untuk menonton The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes. Sebenarnya anime ini sudah tayang tahun lalu pada 9 September 2022, tapi baru masuk ke Indonesia November 2023 ini.

Saya benar-benar tidak mengikuti video promosinya, jadi benar-benar buta ketika akan nonton, ini ceritanya tentang apa? Singkatnya, ini kisah tentang kehilangan. Dan orang tersebut mencari sesuatu yang hilang dengan dalih “yang diinginkan”. Maksudnya? Saya bahas di bawah.

Cerita

The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes bercerita tentang anak SMA bernama Kaoru Tono yang tinggal bersama ayahnya berdua di rumah. Namun, sejak ditinggal pergi ibunya dan adiknya, ayahnya jadi sering mabuk dan selalu memarahi Tono dengan tidak jelas. Dan hal itu membuat Tono sangat tidak betah di rumah.

Suatu hari, Tono kabur dari rumah karena dimarahi oleh ayahnya. Dia pergi ke arah terowongan kereta namun terjatuh ke bawah rel dan menemukan sebuah terowongan batu. Karena penasaran, dia masuk ke dalam yang hanya beberapa menit dan menemukan sesuatu yang dulu pernah hilang, namun ketika keluar ternyata waktu berjalan lambat dan di luar sudah satu minggu berlalu.

Di sisi lain, ada seorang gadis SMA bernama Hanashiro Anzu yang pindah sekolah dari Tokyo dan satu kelas dengan Tono. Ketika mendengar Tono tidak masuk seminggu, Anzu penasaran dan mengikuti Tono pergi. Ketika Tono masuk ke terowongan batu, Anzu tanpa ragu mengikutinya di belakang. Tono yang menyadari hal itu langsung menyeret Anzu keluar dan di luar ternyata sudah 6 jam berlalu, padahal mereka di dalam hanya sekitar 30 detik.

Sedikit spoiler, sebelumnya saya bilang Tono menemukan sesuatu yang hilang di dalam terowongan, ‘kan? Tono pikir itu adalah hal yang dia inginkan. Karena itu dia percaya kalau masuk ke terowongan tersebut, mungkin bisa menemukan apa yang diinginkan selama ini.

Nah, dari situ mereka akhirnya bekerja sama menyelidiki terowongan tersebut untuk menggapai tujuan mereka, yaitu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Karena dengan masuk terowongan tersebut, artinya mereka harus merelakan dunia luar yang akan berjalan sangat cepat. Bisa berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Grafis

The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes diproduksi oleh CLAP Animation Studio. Meski saya belum pernah mendengar nama studio ini, tapi penggambarannya cukup bagus. Iya, cukup bagus. Hanya kurang dicara memainkan sudut pandang. Entah kenapa sudut pengambilan gambarnya biasa saja.

Entah kenapa saya merasa kurang luas. Contohnya pengambilan gambar rel dan terowongannya. Saya sebut saja kamera, kameranya itu diambil dari sudut sama dan itu berulang-ulang. Jadi, saya, sebagai penonton tidak bisa membayangkan ini dari arah mana, ini lokasinya sebelah mana, ini seperti apa.

Gampangnya, terowongan ini sebelah mananya stasiun. Apakah jauh dari situ? Karena Tono sendiri bilang rumahnya dekat stasiun, tapi ada adegan di mana Tono lari dan itu jauh dari rumah menuju rel terdekat.

Karakter

Karakter yang disorot hanya dua, yaitu Kaoru Tono dan Hanashiro Anzu. Seperti yang saya sebutkan, Tono tinggal berdua bersama ayahnya di rumah. Namun, ayahnya sering marah semenjak ditinggal ibu dan adiknya Tono.

Anzu sendiri latar belakangnya kurang dijelaskan, yang jelas dia pindahan dari Tokyo dengan alasan orang tuanya ingin Anzu untuk merenungkan diri di tempat jauh, dan akhirnya dia bersekolah di tempat yang sama seperti Tono.

Sayangnya, mungkin karena durasinya yang pendek, jadi latar belakang mereka tidak begitu diketahui, terutama Anzu yang sangat misterius. Di sisi lain, teman-teman mereka di sekolah pun sangat terbatas yang disorot. Hanya sebagai karakter pendukung yang numpang lewat.

Yah, mungkin fokusnya memang ke dua orang Anzu dan Tono ini. Tapi, entah kenapa saya butuh karakter pendukung yang bikin suasananya lebih hidup. Bukan cuma dunia mereka berdua.

Musik

Musiknya dibawakan oleh eill dengan judul Katappo versi akustik dan Finale. Lagunya sangat bagus, menyentuh, bikin suasananya hidup. Jadi benar-benar dibikin seolah kita juga merasakannya. Dan saya suka.

Kenikmatan Menonton

Judulnya saya tulis “Kisah Tentang Kehilangan”. Iya, mereka mencari apa yang diinginkan tapi sebenarnya bukan itu. Yang mereka cari adalah sesuatu yang pernah hilang dulu. Tanpa disadari, mereka menginginkan sesuatu yang dulu pernah tidak ada dan berharap bisa kembali.

Oh iya, saya tidak pernah menyenggol ini, tapi ini cerita romantis. Kata “kehilangan” saja menurut saya sudah bisa menggambarkan betapa menyentuhnya film layar lebar ini. Kisah romantis yang dibalut “kehilangan” dengan dalih sesuatu yang diinginkan. Membingungkan, ya? Ahahaha.