[Ulasan] Shuumatsu no Izetta (Izetta Sang Penyihir Terakhir)

Izetta dan Fine @Komite Produksi Shuumatsu no Izetta
Izetta dan Fine – ©Komite Produksi Shuumatsu no Izetta

Halo, lama tidak posting. Yah, sebenarnya tidak terlalu sibuk. Cuma lagi dibingungkan dengan masa tenggat domain yang akan berakhir kurang dari 15 hari lagi. Entah akan diperpanjang atau tidak. Intinya saya masih digalaukan soal itu. Dari pada bingung, saya ulas satu anime yang membuat saya tertarik musim lalu, itung-itung buat mengisi kekosongan.

Shuumatsu no Izetta atau bila dilokalisasikan adalah Izetta Sang Penyihir Terakhir. Yang membuat saya tertarik sebenarnya bukan dari sinopsis yang saya baca, melainkan sampulnya yang ternyata memegang senjata api. Bisa dibilang saya suka dengan yang namanya tembak-tembakan dari pada pedang-pedangan. Rasanya seperti ada daya tarik sendiri.

Oke, lanjut ke inti pembahasan.

Cerita

Anime ini berlatar sekitar tahun 1939. Ceritanya tentang negara Germania yang menginvasi negara tetangga, sekaligus menyebarkan perang di Eropa. Setelah itu, Germania pun menyerang negara kecil bernama Elystadt. Di negara ini terdapat Putri bernama Ortfiné Fredericka von Eylstadt, sebut saja Putri Fine.

Izetta dan Fine #2 - ©Komite Produksi Shuumatsu no Izetta
Izetta dan Fine #2 – ©Komite Produksi Shuumatsu no Izetta

Putri Fine memercayai adanya sebuah dongeng penyihir putih. Dikatakan penyihir tersebut adalah sosok yang melindungi Negara Eylstadt. Hanya saja, ada bencana yang membuat penyihir putih sudah tidak diterima oleh negara tersebut. (Lebih jelasnya tidak akan saya bahas.)

Nah, di episode satu muncul penyihir bernama Izetta, yang Putri Fine percaya kalau dia adalah sosok penyihir seperti yang ada dalam dongeng. Terlepas dari itu, Izetta sendiri sebenarnya sudah mengenal Putri Fine sejak kecil.

Izetta di sini membantu Putri Fine beserta negara kecilnya. Karena kemunculan penyihir di zaman yang bisa dikatakan sudah lumayan modern, Germania langsung mengambil langkah dengan mencari tahu siapa penyihir tersebut dan apa kelemahannya. Lalu dimulailah petualangan Izetta dan Putri Fine.

Oh iya, soal senjata api yang disampul, yang sebelumnya saya bahas. Senjata itu sebagai media Izetta untuk terbang. Yap, memang tidak ada yang spesial dari itu.

Grafis

Untuk grafis sebenarnya enggak bagus-bagus amat, cuma saya salut dengan beberapa efek 3D seperti tank dan pesawat. Meski tidak begitu detail, tapi menurut saya cukup diperhatikan meski kemunculannya tidak begitu lama.

Karakter

Menurut saya, penulis cerita ini sangat luar biasa berani dalam membuat alur yang tidak bisa diperkirakan. Saya sendiri kaget di beberapa episode berikutnya. Tentu saja, ini dalam arti positif.

Selain itu, Putri Fine di sini menurut saya sifatnya keras kepala. Ingin melindungi rakyatnya, tapi dirinya bisa apa? Sama halnya sang Putri, Izetta pun sama, dia ingin sekali melindungi Tuan Putri karena dulu di masa kecil Putri Fine pernah menyelamatkan Izetta.

Terlepas dari itu, mereka saling percaya satu sama lain. Malahan sudah seperti masuk yuri line. Yah, saya enggak benci juga, sih.

Musik

Lagu Pembuka: cross the line oleh AKINO with bless4
Lagu Penutup: Hikari Aru Basho e 「光ある場所へ」 oleh May’n

Enggak disangka Mbak AKINO yang membawakan lagu pembukanya. Pantas suaranya enggak asing. Tapi entah kenapa saya malah suka lagu penutupnya, apalagi kalau cerita akhirnya menggalaukan.

Terlepas dari itu, efek suaranya enggak begitu spesial. Tapi cocok dengan adegan-adegan yang ada. Terkadang ada lagu sisipan saat perang berlangsung, yang memang pas di latar kebarat-baratan. Eh, memang Barat sih, toh di Eropa.

Kenikmatan Menonton

Elvira Friedmann ©Komite Produksi Shuumatsu no Izetta
Elvira Friedmann – ©Komite Produksi Shuumatsu no Izetta

Kalau kalian suka anime dengan latar tahun pertengahan, saya rasa anime ini cocok untuk mengisi waktu luang kalian. Apalagi ditambah drama ringan yang tidak terlalu sulit untuk diikuti. Di sini juga menurut saya banyak kejutan yang tidak terpikirkan oleh penonton.

Oh, iya, kenapa dia disebut penyihir terakhir? Nanti di akhir cerita kalian pasti paham kenapa disebut begitu.


Penilaian
Overall
7.6/10
7.6/10
  • Cerita - 8/10
    8/10
  • Grafis - 7/10
    7/10
  • Karakter - 7/10
    7/10
  • Musik - 8/10
    8/10
  • Kenikmatan - 8/10
    8/10
Sending
User Review
0/10 (0 votes)

About irzie

Seorang pengulas amatir yang ingin terus meningkatkan kemampuannya. Ada perlu? Kontak saya di twitter @irzie_

View all posts by irzie →

9 Comments on “[Ulasan] Shuumatsu no Izetta (Izetta Sang Penyihir Terakhir)”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.