[Ulasan] Yakusoku no Neverland (Mencoba Bertahan Hidup)

Ray, Emma, dan Norman
Ray, Emma, dan Norman – ©Kaiu Shirai, Posuka Demizu/Shueisha, Komite Yakusoku no Neverland

Yakusoku no Neverland atau kalau dilokalkan artinya Tanah yang Dijanjikan merupakan adaptasi manga buatan Kaiu Shirai dan diilustrasikan oleh Posuka Demizu. Manga-nya sendiri sudah dimuat di majalah Weekly Shounen Jump sejak tanggal 1 Agustus 2016.

Animenya sendiri sudah tayang sejak 11 Januari 2019 dan episode 12 atau terakhir sudah tayang Minggu lalu. Tapi, diumumkan kembali kalau season kedua akan tayang 2020 nanti.

Sebelumnya, saya sendiri baru nonton sampai episode 6. Jadi segala misteri, teka-teki yang disampaikan saya masih belum bisa memecahkannya. Atau bahkan mungkin memang belum terpecahkan hingga episode terakhir? Nanti akan saya bahas di artikel selanjutnya.

Cerita

Anime ini memiliki latar cerita tahun 2045 di mana terdapat sebuah panti asuhan yang dikelilingi hutan dan satu jalan keluar, yaitu gerbang. Tapi, dalam panti asuhan ini terdapat sebuah aturan yang sama sekali tidak boleh dilanggar, yaitu tidak dipekenankan melewati batas pagar yang ada di hutan dan masuk atau melewati gerbang keluar.

Dalam panti asuhan tersebut terdapat pengasuh atau suster yang biasa dipanggil mama oleh anak-anak dan mereka di sana hidup bahagia. Setiap bulannya panti asuhan ini akan mengirimkan anak keluar gerbang untuk di adopsi oleh keluarga lain, tapi anehnya setiap anak yang keluar tidak pernah mengirim surat atau terdengar beritanya lagi.

Begini, mengingat ini panti asuhan, jadi tidak aneh kalau mereka semua menganggap satu keluarga. Jadi kalau ada yang keluar dan tahu-tahu menghilang tanpa mengirim surat berisikan kabar selama di luar itu adalah hal yang aneh. Hal ini pun dirasakan oleh Emma dan Norman. Mereka mencurigai apa yang ada di luar sana.

Suatu hari, satu anak akan dikirimkan keluar tapi saat akan pergi ada satu barang yang tertinggal, nah Emma dan Norman mengantarkannya ke gerbang. Saat sampai di gerbang tidak disangka mereka benar-benar melihat hal yang seharusnya tidak dilihat. Mereka kaget ternyata anak yang dikirimkan dikirim ke tempat lain untuk dijadikan hal yang sangat mengerikan.

Tapi, sangat disayangkan mama atau suster yang bernama Isabella mengetahui hal itu. Sejak saat itu, Emma dan Norman memulai rencana untuk kabur dari panti asuhan agar tidak berahir seperti anak yang dikirimkan terakhir kali dan membuat mama menjadi musuhnya.

Alur

Ray
Ray – ©Kaiu Shirai, Posuka Demizu/Shueisha, Komite Yakusoku no Neverland

Selama 6 episode ini alur ceritanya terus maju, jadi kita sebagai penonton sama sekali tidak tahu apa yang terjadi sebelum kejadian ini. Karena fokusnya memang ke anak-anak panti, terutama Emma, Norman, dan satu lagi Ray sebagai anak tambahan yang mengetahui rahasia panti asuhan ini.

Karena alurnya maju, jadi saya belum pernah lihat adanya kilas balik dalam cerita. Mungkin akan ada di beberapa episode ke depan. Karena menurut saya kilas balik sangat penting sebagai bumbu tambahan dalam cerita untuk mengetahui setiap karakternya. Asal jangan kelewatan dan terlalu banyak, agar teka-teki yang ada masih tetap terjaga dan tidak mudah ditebak. Iya, misteri yang sulit ditebak merupakan unsur terbaik dalam anime ini.

Banyak Misteri yang Belum Terpecahkan

Karena tenang bertahan hidup atau bahasa kerennya Survival, jadi kesan horornya “kena” banget. Selain itu juga masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Diantaranya seperti siapa Mama atau suster Isabella ini? Dari mana datangnya anak-anak panti asuhan ini? Seperti apa dunia luar? Siapa Adakah orang baik di luar sana yang akan membantu? Siapa yang mengambil anak-anak panti asuhan setiap bulannya?

Pertanyaan tersebut berdasarkan apa yang saya tonton, seperti halnya Mama yang saya sebut siapa dia ini? Iya, saya penasaran dengan kisah hidupnya kenapa dia mau menjadi mama dalam panti asuhan untuk merawat anak-anak yang bahkan akan dikirimkan ke dunia luar pada orang-orang yang bisa saya sebut mengerikan.

Untuk asal anak-anak sebelum dikirimkan ke panti asuhan dan seperti apa dunia luar sering di bahas dalam cerita, ini seperti sebuah harapan dan pertanyaan Emma, Norman, dan Ray. Karena kalau mereka tahu seperti apa dunia luar, maka rencana yang mereka lakukan akan berjalan mulus. Tapi sayangnya belum ada petunjuk selain orang baik.

Kenapa saya bilang orang baik? Jadi di episode tertentu Emma menemukan sebuah petunjuk yang mengarah ke dunia luar. Mereka menganggap dengan adanya petunjuk tersebut artinya masih ada orang baik di dunia luar, tapi siapa? Saya belum tahu.

Grafis

Dianimasikan oleh studio CloverWorks dan diarahkan oleh Mamoru Kanbe. Jujur saya tidak tahu siapa pengarah ceritanya, tapi kalau dilihat sudut-sudut pandang gambar dan pengambilan karakter menurut saya ini sudah sangat bagus.

Untuk animasi yang “katanya” jelek, menurut saya tidak begitu. Justru sangat bagus. Mungkin jelek di sini karena animasi yang begitu sedikit, karena memang lebih banyak mengobrol ketimbang gerak. Tapi animasi geraknya seperti saat berlari, lompat, adegan horor, dan lainnya sudah sangat bagus. Bahkan bisa membuat olahraga jantung. Meskipun memang tidak terlalu “wah”.

Karakter

Gilda dan Don
Gilda dan Don – ©Kaiu Shirai, Posuka Demizu/Shueisha, Komite Yakusoku no Neverland

Saya tidak akan panjang lebar. Intinya ada 38 anak panti asuhan saat di episode 1, lalu karena satu telah dikirimkan keluar gerbang jadi ada 37. Terus tambah lagi seorang bayi jadi kembali menjadi 38 orang total.

Oke, sudah menghitung anak-anaknya. Saya ingin membicarakan soal penokohan karakter. Dari sekian banyak karakter, yang paling menonjol memang baru Emma, Norman, dan Ray. Lalu makin ke sini tambah lagi Gilda dan Don. Emma sendiri memiliki pemikiran yang menurut saya egois karena apa pun ingin dilakukannya, meski dia sendiri tidak tahu hal itu bisa diwujudkan atau tidak. Tapi satu hal, Emma sangat percaya pada rekan-rekannya. Makanya saat dia bilang “ingin”, dia percaya rekan-rekannya bisa membantu mewujudkannya.

Norman dan Ray adalah anak yang cerdas, beda dengan Norman, Ray sendiri lebih cepat menyerah. Dia lebih malas untuk bergerak bila apa yang dilakukannya memang mustahil untuk dilakukan. Contoh misal mau pergi ke sini, tapi dia merasa percuma karena banyak rintangan, dan sebagainya, akhirnya dia hanya duduk dan menonton orang lain dari jauh. Hal ini berbeda jauh dari Emma yang lebih bergerak dulu ketimbang berpikir. Kalau Norman sendiri sama cerdasnya dengan Ray, tapi Norman tidak memiliki tubuh yang atletik seperti halnya Emma. Hanya saja emmang Ray lebih mau aktif ketimbang Ray.

Lalu ada tambahan Gilda dan Don, saya sendiri untuk Gilda memang sulit untuk ditebak. Tapi untuk Don dia orangnya menurut saya gampang tersulut, tidak sabaran, dan lumayan bodoh. Tapi semua itu karena Don merasa ingin dirinya juga dibutuhkan, tidak hanya diam dan melihat.

Musik

  • Lagu Pembuka : Touch Off oleh UVERworld
  • Lagu Penutup #1 : Zettai Zetsumei 「絶対絶命」 oleh Cö shu Nie (Eps. 01 – 08)
  • Lagu Penutup #2 : Lamp oleh Cö shu Nie (Eps. 09-11)

Karena baru menonton hingga episode 6, jadi saya tidak tahu lagu penutup keduanya yang ada di episode 9 hingga 11. Tapi saya akui lagu pembukanya memang mantap, lalu diakhiri dengan lagu yang membuat kita merasa tertegun dengan aksi anak-anak panti asuhan.

Untuk efek suara seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bagus banget karena kesan horornya dapet banget. Jadi nontonnya pun benar-benar bikin gereget.

Kenikmatan Menonton

Dari pertama lihat PV-nya jujur saya sudah tahu kalau ini bakal jadi anime bergenre misteri dan horor. Soalnya memang sinopsisnya mengarah ke situ. Tapi menyaksikan animenya meski baru episode 6 saya sendiri sungguh sangat suka. Malah ini enggak sabar mau lanjut ke episode 7 hingga tamat.

Buat yang suka genre misteri dan horor saya rasa ini bagus banget untuk dijadikan rekomendasi. Nanti mungkin dilain waktu akan saya buat artikel pembahasan mengenai teka-teki yang ada dalam cerita.


Penilaian
Overall
7.8/10
7.8/10
  • Cerita - 8/10
    8/10
  • Grafis - 7/10
    7/10
  • Karakter - 7/10
    7/10
  • Musik - 8/10
    8/10
  • Kenikmatan - 9/10
    9/10

About irzie

Seorang pengulas amatir yang ingin terus meningkatkan kemampuannya. Ada perlu? Kontak saya di twitter @irzie_

View all posts by irzie →

10 Comments on “[Ulasan] Yakusoku no Neverland (Mencoba Bertahan Hidup)”

  1. Bicara dari segi grafis memang selera orang beda-beda ya, karena bisa jadi seseorang menyukai grafis dengan style manga, belum tentu menyukai grafis dengan style 3d macam pixar yang garap film animasi the incredibles, fiding nemo, dll…, ya bisa juga sebagian orang menyukai semuanya, tapi jarang,…. jadi menurut saya dari segi grafis itu sudah bagus karena sejatinya tidak ada karya yang buruk sebenarnya, hanya masalah selera, seni abstrak aja yang menurut sebagian besar orang gak jelas, toh di beberapa event pameran karya seni direbutin orang dengan harga fantastis hehe…

  2. saya berhenti mengikuti anime ini gan… sebenarnya tema kayak gini dah banyak, kayak divergen, mazerunner, atackontitan dll…
    Kelebihan anime ini ada thriller psikologis nya…
    yang agak bikin penasaran adalah gambaran dunia luar yang dikuasai iblis, tapi tak kunjung ditampilkan… jadi agak bosen, kayak di manganya sudah jauh banget…
    ulasan yang bagus gan…

    1. Yes, bener banget. Penontonnya terus-terusan dibuat penasaran tapi alurnya malah dibuat pelan banget. Bener-bener diliatin proses di dalemnya. Kalo mau lanjut paling pas emang baca manga-nya, soalnya nunggu 2020 lama banget.

    1. Sebenarnya nonton animasinya saja sudah cukup mewakili kisah dari awal, kok. Tapi memang yang diangkat untuk dijadikan animasi hanya beberapa jilid manga saja, malah season 2-nya sudah diumumkan bakal tayang 2020. Jadi harus nunggu satu tahun lagi. :’D

Tinggalkan Balasan ke irzie Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.